Meski sudah kembali menguat, rupiah sempat membuat kaget pelaku
pasar setelah tembus ke level 12 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Anjloknya nilai tukar rupiah
tersebut dipicu oleh dua faktor utama. Kedua faktor tersebut adalah merosotnya jumlah
pengangguran di AS serta meningkatnya kebutuhan valuta asing (Valas)
dari para importir.
Faktor eksternalnya karena angka jobless lebih bagus dari apa yang diperkirakan sehingga beberapa mata uang, termasuk rupee, bath dan peso ikut melemah . Dari faktor eksternal, kebutuhan Valas domestik yang melambung dengan tingkat permintaan mencapai US$ 6,3 miliar membuat laju rupiah makin terpuruk.
Pemerintah yakin, kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) akan menjaga pergerakan rupiah agar tidak menimbulkan gejolak tinggi. Pengawasan bank sentral ini diyakini bakal memicu kepercayaan diri pelaku pasar pada laju mata uang nasional tersebut. Kemarin sore dan tadi pagi, sudah menguat di bawah Rp 12 ribu, itu berarti depresiasi juga mulai menurun.
Meski tak menyebut sentimen positif yang mampu mengangkat rupiah sedikit membaik, BI memberikan perhatian besar pada upayanya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ekspektasi pelaku pasar juga muncul dari laporan data-data makro ekonomi terbaru yang akan dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan depan.
Faktor eksternalnya karena angka jobless lebih bagus dari apa yang diperkirakan sehingga beberapa mata uang, termasuk rupee, bath dan peso ikut melemah . Dari faktor eksternal, kebutuhan Valas domestik yang melambung dengan tingkat permintaan mencapai US$ 6,3 miliar membuat laju rupiah makin terpuruk.
Pemerintah yakin, kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) akan menjaga pergerakan rupiah agar tidak menimbulkan gejolak tinggi. Pengawasan bank sentral ini diyakini bakal memicu kepercayaan diri pelaku pasar pada laju mata uang nasional tersebut. Kemarin sore dan tadi pagi, sudah menguat di bawah Rp 12 ribu, itu berarti depresiasi juga mulai menurun.
Meski tak menyebut sentimen positif yang mampu mengangkat rupiah sedikit membaik, BI memberikan perhatian besar pada upayanya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ekspektasi pelaku pasar juga muncul dari laporan data-data makro ekonomi terbaru yang akan dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar